Rabu, 13 Juli 2016

Istanamu hampir saja roboh. Meski hanya puing-puing genting berjatuhan. Tenang. Masih ada beberapa peralatan lengkap di dalamnya. Pondasinya remuk. Pecah-pecah dan kering. Kau tau. Ada yang diam-diam mencuri alat masakmu. Mencuri rasa dan aneka perabotmu. Lalu yang tersisa hanya hambar di dalamnya.

Dia mengetuk pintu dan berkata. Dia sedang mencari. Maka aku membiarkannya masuk. Gunakan alas kaki. Sebelum terluka. Maka ku katakan padanya banyak pecahan piring, kaca dan guci. Dia bertanya siapa yang memecahkannya. Mungkin saja aku. Tidak. Mungkin juga kamu. Tapi aku hanya diam memandang pecahan dimana-mana. Ternyata semua sudah hancur.

Tidak ada komentar: