Selasa, 23 Februari 2016


Dilan, sebuah novel cinta remaja romantis yang menjadi salah satu karya penulis Pidi Baiq. Sebuah judul yang asing meskipun sudah lama pernah di produksi dan akhir-akhir ini menjadi perbincangan kembali. Dilan, aku mengenalmu dari seseorang yang aku kenal. Yang dia mengirimkan email tentang ceritamu itu. Seseorang yang pernah mengatakan ingin menjadi Dilanku.
Dilan 1990 tentang seorang remaja SMA yang bertemu cintanya Milea. Sebuah tindakan nyata bukan hanya sekedar omong kosong saja. Perasaan cinta yang besar tapi masih dalam batasannya, memang seperti itulah cinta seharusnya. Memperbincangkan kehidupan keluarga, sekolah, persahabatan dan jenaka karena Dilan seseorang pelajar yang suka bercanda.
Dilan 1991 rasa cemas yang berakhir pada sesuatu yang tidak ingin memberikan penyesalan. Karena cinta memang menumbuhkan cemas tapi semua itu ada karena rasa kepedulian. Tapi entah sikap remaja bisa mengubah cerita.
Novel Dilan membuat pembacanya larut dalam ceritanya, seolah ingin dicintai Dilan. Dan seolah-olah dialah Milea yang dicintai Dilan dengan semua kepedulian dan rayuan yang manis. Sepasang kekasih yang memiliki perasaan dibena mereka.
“Aku mencintaimu, biarlah ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu”
“Kalau dulu aku berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap”
“Jangan rindu. Ini berat. Kau tak akan kuat. Biar au saja”

Tidak ada komentar: